Kasus depresi pada pria mungkin tidak sebesar kasus depresi pada wanita. Namun bagaimana pun juga, depresi tidak bisa diabaikan begitu saja. Kenali tanda-tanda depresi yang bisa muncul pada pria.
Perasaan sedih, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari adalah perasaan yang pernah dialami hampir semua orang, baik pria maupun wanita. Bedanya, seseorang mungkin lebih bisa bertahan dalam menghadapinya, bahkan mungkin mengubahnya menjadi sesuatu yang memotivasi untuk menjadi lebih baik lagi.
Bagi mereka yang tak bisa menahan perasaan sedih, dan berlarut-larut dalam perasaan tersebut bisa jatuh kapan saja ke dalam depresi.
Menurut WHO, depresi menjadi penyebab utama problem kesehatan dan kecacatan di seluruh dunia yang apabila dibiarkan berkembang akan menjadi gangguan kesehatan mental yang bisa membahayakan jiwa.
Tanda-Tanda Depresi
Depresi adalah gangguan medis umum yang secara negatif mempengaruhi perasaan dan bagaimana cara Anda bertindak. Gejalanya bervariasi, mulai dari yang ringan hingga berat, yang mana semuanya bisa diobati.
Secara umum, tanda-tanda depresi adalah sebagai berikut:
- Merasa sedih dan tertekan
- Kehilangan minat atas kesenangan atau aktivitas yang biasanya dinikmati
- Adanya perubahan nafsu makan yang mempengaruhi berat badan, baik kenaikan berat badan maupun penurunan berat badan yang tidak terkait dengan diet
- Kesulitan untuk tidur atau terlalu banyak tidur
- Kehilangan energi dan merasa tubuh selalu lelah
- Peningkatan aktivitas fisik tanpa tujuan (misalnya tidak bisa duduk diam, meremas-remas tangan, mondar mandir)
- Merasa tidak berharga atau bersalah
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi atau membuat keputusan
- Memikirkan tentang kematian atau bunuh diri
Depresi mempengaruhi baik wanita maupun pria, mengganggu hubungan, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Namun tahukah Anda, bahwa pria cenderung mengekspresikan gejala depresi secara berbeda?
Berikut adalah beberapa gejala depresi yang lebih sering muncul pada pria, di antaranya:
- Melampiaskan emosi pada minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang
- Menghindari keluarga atau situasi sosial keluarga
- Menghabiskan sepanjang waktu untuk bekerja tanpa istirahat yang cukup
- Merasa kesulitan memenuhi tanggung jawab pekerjaan dan keluarga
- Menjadi lebih kasar dan dominan dalam hubungan
- Terlibat dalam aktivitas yang berisiko seperti perjudian atau seks bebas yang tidak aman
- Berpikir atau mencoba untuk bunuh diri
Gejala depresi pada pria umumnya tidak mudah dikenali karena pria cenderung menyangkal saat mereka memiliki masalah dan ingin dianggap kuat. Ekspresi emosi membuat pria merasa terlalu feminin, sehingga mereka cenderung ogah-ogahan ketika membicarakan gejala depresi atau permasalahan yang dialaminya.
Jika wanita lebih banyak memperlihatkan kesedihannya saat merasa depresi, maka pria akan mengekspresikannya secara berbeda. Ketika mengalami depresi, pria akan cenderung terlihat:
- Marah
- Frustasi
- Dominan dan menyerang
- Mudah tersinggung
Selain itu, gejala depresi pada pria mungkin disertai dengan gejala fisik di antaranya:
- Sakit kepala
- Rasa sakit di dada
- Sakit punggung
- Gangguan pencernaan
- Kelelahan
- Kurang tidur atau terlalu banyak tidur
- Merasa tubuh tidak mendapatkan cukup istirahat
- Makan terlalu sedikit atau makan berlebihan
- Memiliki penurunan berat badan yang tidak disengaja
Siapa yang Berisiko Mengalami Depresi?
Meskipun depresi tidak mengenal usia dan bisa dialami oleh siapa saja, pada pria depresi seringkali dialami oleh pria dengan usia yang lebih tua. Mereka yang mengalami kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, kanker, atau penyakit kronis lain juga cenderung lebih mudah mengalami depresi.
Bagaimana Depresi pada Pria Diobati?
Sama seperti pengobatan depresi pada wanita, depresi pada pria biasanya diobati dengan pengobatan antidepresan, psikoterapi atau kombinasi keduanya.
Ketika Anda mengamati adanya perubahan fisik dan ekspresi, maka ini saat yang tepat untuk mendiskusikannya dengan dokter. Mendapatkan diagnosis depresi akan membantu mempercepat akses pengobatan dini. Namun bila Anda mengabaikannya dan membiarkan gejala depresi semakin berkembang, maka gejalanya bisa semakin memburuk dan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Anita Larasati Priyono